BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lebih
dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa
setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi
masa depan. Hewan dikelompokkan ke dalam sekitas 35 filum, namun jumlah
sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Hewan
menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian
besar filum adalah spesies akuatik. Lautan yang kemungkinan merupakan tempat
asal mula jenis-jenis hewan pertama, masih merupakan rumah bagi sejumlah besar
filum hewan.
Pada
zaman purba ada spesies-spesies yang mampu menyusun kulut/kerangka luar yang
terbentuk dari kapur/kersik, hal ini diketahui dari fosil-fosil yang terdapt
dalam batu-batu yang berasal dari zaman kambrium + 600 juta tahun yang
lalu. Spesie yang berkerangka kersik lebih dahulu hidupnya bila dibandingkan
dengan berkerangka kapur. Penemuan fosil-fosil ketika pengeboran tanah untuk
mencari sumber-sumber minyak.
Protozoa
hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen dalam komunitas,
mereka memakai bakteri atau mikroorganisme lain atau sisa-sisa organisme. Di
perairan merupakan zookplankton.
B. Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa
yang di maksud dengan protozoa?
2. Apa
ciri-ciri umum protozoa?
3. Bagaimana
struktur tubuh protozoa?
4. Dimanakah
habitat protozoa?
5. Bagaimana
proses pencernaan protozoa?
6. jelaskan
pengklasifikasian protozoa?
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Dapat
mengetahui pengertian protozoa
2. Dapat
mengetahui ciri-ciri umum protozoa
3. Dapat
mengetahui habitat protozoa
4. Dapat
mengetahui proses pencernaan protozoa
5. Dapat
mengetahui pengklasifikasian protozoa
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
protozoa
Protozo
berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya
pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa meripakan
penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan
membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di
dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu
misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola),
mitokondria.
Kadang-kadang
antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya
dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae
dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta,
selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat
mengalami kehilangan klorofil
dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup
pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke
dalam filum protozoa. Contohnya strain
mutan
algae
genus
Chlamydomonas
yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma.
Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae
dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot
karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan
dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari
jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
B.
Ciri-ciri
umum protozoa
Ciri-ciri umum protozoa yaitu:
1.
Organisme uniseluler (bersel
tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk kristal untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk kristal untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah
gerakannya yang aktif dengan silia
atau flagen,
memiliki membrane sel dari zat lipoprotein,
dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.
Sebagian besar Protozoa berkembang
biak secara:
aseksual
(vegetatif) dengan cara :
1.
pembelahan mitosis (biner), yaitu
pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan
sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada
Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang
setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur
/memanjang (longitudinal).
2. Spora,
Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk
spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang
dihasilkan disebut sporozoid.
Seksual
(Generatif) dengan cara:
1. Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang
belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang sudah
dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
2. Peleburan
gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet
betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.
Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan
adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan
amuba yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang
sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini
dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian
diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing
menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting
diikuti dengan pemisahan sitoplasma.
Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua
sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.
Pada amuba bila keadan kurang baik,
misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan
membentu kista. Di dalam kista
amuba
dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan
lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru
tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran
tertentu dia akan membelah diri seperti semula.
C. Habitat
Protozoa
hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas
dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies
bersifat parasitik,
hidup pada organisme
inang.
Inang protozoa yang bersifat parasit
dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata
yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah
atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang
tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton.
Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut.
Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau
genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam
usus termit atau di dalam rumen
hewan ruminansia.
Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan
penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri
berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup
secara soliter
atau bentuk koloni. Didalam ekosistem
air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh
membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan
lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa
memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi
lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista.
Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus,
badan
golgi,
mikrokondria,
plastida,
dan vakluola.
Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik
(heterotrof),
yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof),
yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit
dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik,
yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati ada pula yang
bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel,
terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa
merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam
perjalanan evolusinya.
D.
Fisiologi Protozoa
Protozoa
umumnya bersifat aerobik
nonfotosintetik,
tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik
misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa
aerobik mempunyai mitokondria
yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP
melalui proses transfer elektron
dan atom hidrogen
ke oksigen.
E.
Proses
pencernaan
Protozoa
umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau
partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup
di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat
berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi
melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis.
Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh
kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil
terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam
vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan
secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari
kelompok Sarcodina.
Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap
kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran
vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke
dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola
membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma
secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara
inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata,
ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat
digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam
vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui
sitopig yang terletak disamping sitosom.
Gambar Protozoa:
F.
Pengklasifikasian
Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas
berdasarkan alat gerak:
1. Rhizopoda
Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani,
rhizo = akar, podos = kaki) atau Sarcodina (Yunani, sarco = daging) bergerak
dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseupodia (kaki semu).
Bentuk pseupodia beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing.
Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan, hewan ini ada yang
bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba
proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseupodia menjulur keluar dari
cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat. Karena
strukturnya yang berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap.
Sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma
sel bagian luar yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah
plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental dari pada
endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran
dan penarikan pseupodia. Pada proses makan, pseupodia mengelilingi makanan dan
membentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan, makanan dicerna. Zat
makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara
difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran
plasma.
Rhizopoda
umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair, baik di darat
maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniseluler,
bakteri, atau protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah lembab,
contohnya Amoeba proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar
adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari
kelompok Foraminifera, antara lain Globigerina. Contoh Rhizopoda
parasit antara lain Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica.
Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba
histolytica merupakan parasit pada usus manusia dan menyebabkan penyakit
disentri. Parasit ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba
karena tercemar kotoran.
Struktur tubuh Rhizopoda yang bercangkang:
Struktur
tubuh Rhizopoda yang telanjang (Amoeba sp):
Rhizopoda
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk
mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, contohnya Amoeba yang akan
menjadi aktif kembali jika kondisi lingkungan sudah sesuai.
. pembelahan
mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti
pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner
terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara
membujur/memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena
membelah secara membujur/memanjang (longitudinal).
2. Flagellata
Flagellata
(Latin, flagell = cambuk) atau Mastigophora (Yunani, mastig =
cambuk, phora = gerakan) bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau
flagellum. Sebagian besar Flagellata memiliki dua flagellum. Letak flagellum
ada yang di bagian belakang sel (posterior), atau di bagian depan sel
(anterior).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan
pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada
yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup
bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup
bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus
rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu
yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata
yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab penyakit
tidur pada manusia di Afrika), Trypanosoma evansi (penyebab penyakit
surra pada hewan ternak), Trichomonas vaginalis (penyebab penyakit
pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria), serta Leishmania
(penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia). Trypanosoma
dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang mengisap darah
manusia, contohnya lalat tse tse (Glossina moritans). Lalat ini
menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh
darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur
terus-menerus, dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Flagellata (Mastigophora), alat
geraknya berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang
digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Dibedakan
menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Flagellata autotrofik
(berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis,
Noctiluca milliaris, Volvox globator.
2. Flagellata heterotrofik
(Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma, Leishmania. Dibagi menjadi
2 kelompok, yaitu:
a. Euglena
viridis
(makhluk hidup peralihah antara
protozoa dengan ganggang), tubuhnya menyerupai gelendong dan
diselimuti oleh pelikel. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron, Ujung tubuhnya
meruncing dengan satu bulu cambuk, hewan ini memilki stigma (bintik mata
berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Memiliki
kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Memasukkan
makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang
berupa hewan – hewan kecil.
b. Volvax
globator
(makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang bentuk
tubuh umumnya bulat,
koloninya
terdiri dari ribuan hewan bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagella, setiap sel
memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas.
c. Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat
mengeluarkan cahaya bila terkena rangsangan
mekanik). Tubuhnya memiliki satu flagella, satu panjang dan satu
pendek, dapat
melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu.
a.
Trypanosoma
Klsifikasi :
Kingdom:
Protista
Phyllum: Sarcomastigophora
Klas : Zoomastigophorasida
Ordo: Kinetoplastorida
Subordo: Trypanosomarina
Family : Trypanosomatidae
Genus : Trypanosoma
Spesies : T. gambiense,
T. evansi,
T.equiperdum, T.
Cruzi, T brucei
- Trypanosoma gambiense
- Trypanosoma
rhodeslense vektornya Glossina morsitans penyebab tsetse semak
Penyebab Chagas Disease
(American Trypanosomiasis). Menular dimanusia dan mamalia lainnya. Penularan
melalui vektor
serangga penghisap darah Triatominebugs,
transfusidarah/transplantasiorgan, melalui makanan yang
tercemar parasit,
melalui induk ke
anak.
Terhadap
: unta, kuda, keledai, sapi, kambing, babi, anjing, gajah, hewan liar, hewan
lab.
-vektor (mekanis) : Tabanus,
Stomoxys, Haematopota, Lyperosia
-habitat : darah dan limfe.
b. Leishmania
Klasifikasi:
Kingdom:
Protista
Phyllum: Sarcomastigophora
Sub phylum: Mastigophora
Klas: Zoomastigophorasida
Ordo: Kinetoplastorida
Subordo : Trypanosomarina
Family : Trypanososmatidae
Genus : Leishmania
Spesies
: L. donovani, L. tropica, L. Brasiliensi
Leishmania donovani
-Penyebab KALA-AZAR
-Carier : anjing, serigala, rubah
2.Leishmania tropica
-Peny. Cutaneus leishmaniasis
-Host : anjing, manusia, rodensia
-Habitat : makrofag, endotel kapiler, lgl
3.Leishmania braziliense
-Mucocutaneus leishmaniasis
-Host : anjing, kucing, tikus
-Habitat : sel endotel dan sel monomuklear
3. Ciliata
Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora
(Yunani, phora = gerakan) bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar).
Ciliata juga disebut infusoria (Latin, infus = menuang) karena hewan ini
ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh
permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak,
silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan
ke sitoplasma. Makanan terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam
sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke
sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki
dua inti; makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar
dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi reproduksi, yaitu pada
konjugasi. Makronukleus (inti besar)
juga bertugas mengatur aktivitas metabolisme, dan inti kecil atau mikronukleus
bertugas mengarahkan pembelahan sel. Ciliata juga memiliki trikokis yang
fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh. Ciliata hidup bebas di lingkungan
berair, baik air tawar maupun air laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan
lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam
contohnya Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium,
dan Vorticella. Jenis lainnya hidup bersimbiosis dengan perut hewan
pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna selulosa yang
terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit.
Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar ternak
atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis). Ciliata
melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu
dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan
dengan konjugasi.
Klasifikasi:
Kingdom: Protist
Filum: Ciliophora
Kelas: Ciliatea
Subkelas: Rhabdophorina
Kelas: Ciliatea
Subkelas: Rhabdophorina
Ordo: Hymenostomatida
Subordo: Peniculina
Famili: Parameciidae
Genus: Paramecium
Subordo: Peniculina
Famili: Parameciidae
Genus: Paramecium
Spesies: P. aurelia, P. bursaria, P. caudatum, P. didium, P. stentor, P.
balantidium, P. vorticella
Siklus
hidup paramecim
4. Sporozoa
Sporozoa, adalah protozoa yang tidak memiliki alat
gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya.
Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara
generatif (seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan dengan kesehatan
manusia adalah Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat
gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya.
Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung
(apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya
parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium
falciparum,
Plasmodium
malariae,
Plasmodium
vivax.
Beberapa
spesies sporozoa melewati siklus hidup yang rumit dan memerlukan berbagai inang
pada tahap kehidupannya. Sebagai contoh, spesies Plasmodium vivax – agen
penyebab malaria – memerlukan dua inang: nyamuk Anopheles dan
manusia.
Jenis-jenisnya antara lain:
Phyllum :
Apicomplexa
Klas : Sporozoasida
Ordo: Eucoccidiorida
Subordo : Haemospororina
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P.
gallinaceum, P. junxtanuclear, P. elongatum, P. vaughini
Disebut hewan berspora dan tidak
memiliki alat gerak, tidak memiliki vakuola kontraktil karena langsung di absorbsi
protoplasma, parasit pada hewan dan manusia.
Contoh : Plasmodium.
Plasmodium ada 3 macam berdasarkan sporulasi :
1. Plasmodium vivax
: Penyebab penyakit malaria tertiana, dengan gejala demam (masa sporulasi)
,selang waktu 48 jam
Gambar Plasmodium vivax
- Plasmodium malariae : Penyebab penyakit malaria quartana , dengan gejala demam (masa sporulasi) , selang waktu 72 jam
- Plasmodium falciparum : Penyebab penyakit malaria tropika, dengan gejala demam (masa sporulasi) , yang tidak teratur. Bisa 1- 3 X jam.
Gambar Plasmodium falciparum
- Plasmodium ovale : Penyebab penyakit malaria ovale tertiana (limpa), dengan gejala demam lebih ringan dari pada malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax. Dengan masa sporulasi 48 jam. Tetapi plasmodium ini tidak ditemukan di Indonesia
Siklus hidup plamodium
Keterangan :
A. Fase Aseksual : didalam tubuh manusia.
1. Nyamuk menggigit tubuh manusia sporozoid
yang berada di air liur akan masuk tubuh manusia dan langsung menyerang
sel darah merah ( erytrosit ) membentuk : a. Merozoid, b. Erytrosit pecah ada
yang membentuk sporozoit dan gametosit (jantan dan betina), c. Sporozoid akan
menyerang sel darah merah yang lain disebut Sporulasi.
A. Fase Aseksual : didalam tubuh nyamuk
- Nyamuk menggigit tubuh manusia yang terkena penyakit malaria.
- gametosit tertelan nyamuk mikrogamet membentuk sperma, makrogamet membentuk telur.
- makrogamet bersatu dengan mikrogamet membentuk zigot.
- zigot dalam usus membentuk ookinet.
- ookinet berubah jadi ookista.
- ookista membentuk sporoblast.
- sporoblast pecah.
spora menyebar saluran pencernaan
akhirnya ke air liur.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Protozo berasal dari bahasa latin yang
terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya
hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain
protista eukariotik. Protozoa meripakan penghuni tempat berair atau basah, bila
keadaan jadi kering maka dia akan membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di
lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan
kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus),
rongga (vakuola), mitokondria. Protozoa umumnya bersifat aerobik
nonfotosintetik,
tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik
misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan
dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara
fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka
oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran
sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat
masuk ke sel secara pinositosis.
Protozoa berkembangbiak secara seksual dan aseksual.
Protozoa diklasifikasikan berdasarkan
alat geraknya yaitu:
1. Rhizopoda
(sarcodina)
2. Ciliata
3. Flagellata
4. Sporozoa
B. Saran
Adapun
saran kami sebagai untuk solusi terhadap permasalahan-permasalahan dalam
makalah ini adalah perlunya memahami lebih dalam tentang protozoa sehingga
materinya dapat di pahami dengan baik dan perlunya sosialisasi terhadap
masyarakat tentang penyebab penyakit malaria.
trimakasih, sangat membantu
BalasHapus