Selasa, 24 Desember 2013

makalah protozoa (zoologi invertebrata)


BAB I
PENDAHULUAN
           A.    Latar Belakang
Lebih dari sejuta spesies hewan masih hidup saat ini, dan terdapat kemungkinan bahwa setidaknya sejuta organisme baru akan diidentifikasi oleh generasi ahli biologi masa depan. Hewan dikelompokkan ke dalam sekitas 35 filum, namun jumlah sebenarnya bergantung pada perbedaan pandangan para ahli sistematika. Hewan menempati hampir semua lingkungan di bumi, tetapi anggota terbanyak sebagian besar filum adalah spesies akuatik. Lautan yang kemungkinan merupakan tempat asal mula jenis-jenis hewan pertama, masih merupakan rumah bagi sejumlah besar filum hewan.
Pada zaman purba ada spesies-spesies yang mampu menyusun kulut/kerangka luar yang terbentuk dari kapur/kersik, hal ini diketahui dari fosil-fosil yang terdapt dalam batu-batu yang berasal dari zaman kambrium + 600 juta tahun yang lalu. Spesie yang berkerangka kersik lebih dahulu hidupnya bila dibandingkan dengan berkerangka kapur. Penemuan fosil-fosil ketika pengeboran tanah untuk mencari sumber-sumber minyak.
Protozoa hanya dapat hidup dari zat-zat organik, merupakan konsumen dalam komunitas, mereka memakai bakteri atau mikroorganisme lain atau sisa-sisa organisme. Di perairan merupakan zookplankton.
 
           B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa yang di maksud dengan protozoa?
2.      Apa ciri-ciri umum protozoa?
3.      Bagaimana struktur tubuh protozoa?
4.      Dimanakah habitat protozoa?
5.      Bagaimana proses pencernaan protozoa?
6.      jelaskan pengklasifikasian protozoa?
           C.     Tujuan 
       Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Dapat mengetahui pengertian protozoa
2.    Dapat mengetahui ciri-ciri umum protozoa
3.    Dapat mengetahui habitat protozoa
4.    Dapat mengetahui proses pencernaan protozoa
5.    Dapat mengetahui pengklasifikasian protozoa














BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian protozoa
Protozo berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa meripakan penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.
Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.
B.  Ciri-ciri umum protozoa
Ciri-ciri umum protozoa yaitu:
1.    Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri  (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk kristal untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau flagen, memiliki membrane sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara:
aseksual (vegetatif) dengan cara :
1.      pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru.Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi.Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
2.      Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora yang dihasilkan disebut sporozoid.
Seksual (Generatif) dengan cara:
1.    Konjugasi, Peleburan inti sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium mikronukleus yang  sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus, proses ini disebut singami.
2.    Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di dalam tubuh nyamuk.
Adapun yang mencirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba yang biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula.
Pada amuba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentu kista. Di dalam kista amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula.
C.  Habitat
Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar (cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati ada pula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
D.  Fisiologi Protozoa
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan atom hidrogen ke oksigen.
E.  Proses pencernaan
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar (vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman. Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui sitopig yang terletak disamping sitosom.
Gambar Protozoa:
F.   Pengklasifikasian Protozoa
Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan alat gerak:
1.      Rhizopoda
Semua Protozoa yang tergolong kelas Rhizopoda (Yunani, rhizo = akar, podos = kaki) atau Sarcodina (Yunani, sarco = daging) bergerak dengan penjuluran sitoplasma selnya yang membentuk pseupodia (kaki semu). Bentuk pseupodia beragam, ada yang tebal membulat dan ada yang tipis meruncing. Pseupodia berfungsi sebagai alat gerak dan memangsa makanan, hewan ini ada yang bercangkang, contohnya Globigerina dan ada yang telanjang, contohnya Amoeba proteus. Pada Rhizopoda yang bercangkang, pseupodia menjulur keluar dari cangkang. Cangkang tersusun dari silica atau kalsium karbonat. Karena strukturnya yang berubah-ubah, Rhizopoda tidak memiliki bentuk yang tetap. Sitoplasmanya terdiri dari ektoplasma dan endoplasma. Ektoplasma adalah plasma sel bagian luar yang berbatasan dengan membrane plasma. Endoplasma adalah plasma sel pada bagian dalam sel. Ektoplasma bersifat lebih kental dari pada endoplasma. Aliran endoplasma dan ektoplasma tersebut berperan dalam penjuluran dan penarikan pseupodia. Pada proses makan, pseupodia mengelilingi makanan dan membentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan, makanan dicerna. Zat makanan hasil cernaan dalam vakuola makanan masuk ke dalam sitoplasma secara difusi. Sedangkan sisa makanan dikeluarkan dari vakuola ke luar sel melalui membran plasma.
Rhizopoda umumnya hidup bebas di tanah yang lembab dan lingkungan berair, baik di darat maupun laut. Rhizopoda bersifat heterotrof dengan memangsa alga uniseluler, bakteri, atau protozoa lain. Rhizopoda yang hidup bebas di tanah lembab, contohnya Amoeba proteus. Contoh Rhizopoda yang hidup di air tawar adalah Difflugia. Sedangkan Rhizopoda yang hidup di laut adalah dari kelompok Foraminifera, antara lain Globigerina. Contoh Rhizopoda parasit antara lain Entamoeba gingivalis dan Entamoeba histolytica. Entamoeba gingivalis merupakan parasit pada gusi dan gigi manusia. Entamoeba histolytica merupakan parasit pada usus manusia dan menyebabkan penyakit disentri. Parasit ke dalam tubuh manusia melalui makanan yang mengandung kista Entamoeba karena tercemar kotoran.
Struktur tubuh Rhizopoda yang bercangkang:
Struktur tubuh Rhizopoda yang telanjang (Amoeba sp):
Rhizopoda berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner. Pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan, Rhizopoda tertentu dapat beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan membentuk kista, contohnya Amoeba yang akan menjadi aktif kembali jika kondisi lingkungan sudah sesuai.
. pembelahan mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan biner terjadi pada Amoeba. Paramaecium, Euglena. Paramaecium membelah secara membujur/memanjang setelah terlebih dahulu melakukan konjugasi. Euglena membelah secara membujur/memanjang (longitudinal).
2.      Flagellata
Flagellata (Latin, flagell = cambuk) atau Mastigophora (Yunani, mastig = cambuk, phora = gerakan) bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Sebagian besar Flagellata memiliki dua flagellum. Letak flagellum ada yang di bagian belakang sel (posterior), atau di bagian depan sel (anterior).
Flagellata berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner membujur, misalnya pada Trypanosoma. Flagellata ada yang hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun laut, hidup bersimbiosis, atau parasit dalam tubuh hewan. Flagellata yang hidup bersimbiosis, misalnya Trichonympha campanula hidup pada usus rayap dan kecoa kayu. Flagellata ini membantu rayap atau kecoa mencerna kayu yang dimakan serangga tersebut.
Flagellata yang hidup parasit antara lain Trypanosoma brucei (penyebab penyakit tidur pada manusia di Afrika), Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan ternak), Trichomonas vaginalis  (penyebab penyakit pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin pria), serta Leishmania (penyebab penyakit kala-azar yang merusak sel darah manusia). Trypanosoma dan Leishmania dibawa oleh jenis lalat tertentu yang mengisap darah manusia, contohnya lalat tse tse  (Glossina moritans). Lalat ini menularkan penyakit tidur. Penyakit ini merusak system saraf pusat dan pembuluh darah sehingga penderita tidak dapat berbicara dan berjalan, tidur terus-menerus, dan akhirnya mengakibatkan kematian.
Flagellata (Mastigophora), alat geraknya berupa flagel (bulu cambuk). Bergerak dengan flagel (bulu cambuk) yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantu untuk menangkap makanan. Dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
1.      Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya : Euglena viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator.
2.      Flagellata heterotrofik (Tidak berkloroplas). Contohnya : Trypanosoma, Leishmania. Dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu:
1.    Golongan phytonagellata:
a. Euglena viridis (makhluk    hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang), tubuhnya menyerupai gelendong dan diselimuti oleh pelikel. Ukuran tubuhnya 35 – 60 mikron, Ujung tubuhnya meruncing dengan satu bulu cambuk, hewan ini memilki stigma (bintik mata berwarna merah) yang digunakan untuk membedakan gelap dan terang. Memiliki kloroplas yang mengandung klorofil untuk berfotosintesis. Memasukkan makanannnya melalui sitofaring menuju vakuola dan ditempat inilah makanan yang berupa hewan – hewan kecil.

b. Volvax globator (makhluh hidup peralihah antara protozoa dengan ganggang bentuk tubuh umumnya bulat, koloninya terdiri dari ribuan hewan bersel satu yang masing-masing memiliki dua flagella, setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas.

c. Noctiluca millaris (hidup di laut dan dapat mengeluarkan cahaya bila terkena  rangsangan mekanik). Tubuhnya memiliki satu flagella, satu panjang dan satu pendek, dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu.

2. Golongan Zooflagellata, contohnya :
  a. Trypanosoma
      Klsifikasi :
Kingdom: Protista
 Phyllum: Sarcomastigophora
Klas : Zoomastigophorasida
Ordo: Kinetoplastorida
Subordo: Trypanosomarina
Family : Trypanosomatidae
Genus : Trypanosoma
Spesies : T. gambiense, T. evansi,       
T.equiperdum, T. Cruzi, T brucei
- Trypanosoma gambiense
- Trypanosoma rhodeslense vektornya Glossina morsitans  penyebab tsetse semak
Penyebab Chagas Disease (American Trypanosomiasis). Menular dimanusia dan mamalia lainnya. Penularan melalui vektor serangga penghisap darah Triatominebugs, transfusidarah/transplantasiorgan, melalui makanan yang tercemar parasit, melalui induk ke anak.
 - Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra
Terhadap : unta, kuda, keledai, sapi, kambing, babi, anjing, gajah, hewan liar, hewan lab.
-vektor (mekanis) : Tabanus, Stomoxys, Haematopota, Lyperosia
-habitat : darah dan limfe.
Klasifikasi:
Kingdom: Protista
 Phyllum: Sarcomastigophora
Sub phylum: Mastigophora
Klas: Zoomastigophorasida
Ordo: Kinetoplastorida
Subordo : Trypanosomarina
Family : Trypanososmatidae
Genus : Leishmania
Spesies : L. donovani, L. tropica, L. Brasiliensi
Leishmania donovani
-Penyebab KALA-AZAR
-Carier : anjing, serigala, rubah
2.Leishmania tropica
-Peny. Cutaneus leishmaniasis
-Host : anjing, manusia, rodensia
-Habitat : makrofag, endotel kapiler, lgl
3.Leishmania braziliense
-Mucocutaneus leishmaniasis
-Host : anjing, kucing, tikus
-Habitat : sel endotel dan sel monomuklear
3. Ciliata
Ciliata (latin, cilia = rambut kecil) atau Ciliphora (Yunani, phora = gerakan) bergerak dengan menggunakan silia (rambut getar). Ciliata juga disebut infusoria (Latin, infus = menuang) karena hewan ini ditemukan juga pada air buangan atau air cucuran. Silia terdapat pada seluruh permukaan sel atau hanya pada bagian tertentu. Selain berfungsi untuk bergerak, silia juga merupakan alat bantu untuk makan. Silia membantu pergerakan makanan ke sitoplasma. Makanan terkumpul di sitoplasma akan dilanjutkan ke dalam sitofaring (kerongkongan sel). Apabila telah penuh, makanan akan masuk ke sitoplasma dengan membentuk vakuola makanan.
Sel Ciliata memiliki ciri khusus lain, yaitu memiliki dua inti; makronukleus dan mikronukleus. Makronukleus berukuran lebih besar dibandingkan mikronukleus. Makronukleus memiliki fungsi reproduksi, yaitu pada konjugasi. Makronukleus (inti besar) juga bertugas mengatur aktivitas metabolisme, dan inti kecil atau mikronukleus bertugas mengarahkan pembelahan sel. Ciliata juga memiliki trikokis yang fungsinya untuk pertahanan diri dari musuh. Ciliata hidup bebas di lingkungan berair, baik air tawar maupun air laut. Ciliata juga hidup di dalam tubuh hewan lain secara simbiosis maupun parasit. Ciliata yang hidup bebas di alam contohnya Paramecium caudatum, Didinium, Stentor, Balantidium, dan Vorticella. Jenis lainnya hidup bersimbiosis dengan perut hewan pemakan rumput dan berfungsi membantu hewan tersebut mencerna selulosa yang terdapat dalam rumput. Hanya sedikit jenis Ciliata yang hidup sebagai parasit. Salah satunya Balantidium coli. Ciliata ini hidup pada usus besar ternak atau manusia dan dapat menyebabkan diare (balantidiosis). Ciliata melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual, yaitu dengan pembelahan biner membujur (transversal). Reproduksi seksual dilakukan dengan konjugasi.

Klasifikasi:
Kingdom: Protist
 Filum: Ciliophora
Kelas: Ciliatea
Subkelas: Rhabdophorina
Ordo: Hymenostomatida
 Subordo: Peniculina
 Famili: Parameciidae
Genus: Paramecium
Spesies: P. aurelia, P. bursaria, P. caudatum, P. didium, P. stentor, P. balantidium, P. vorticella

Siklus hidup paramecim

4. Sporozoa
Sporozoa,  adalah protozoa yang tidak memiliki alat gerak. Cara bergerak hewan ini dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Pembiakan secara vegetatif (aseksual) disebut juga Skizogoni dan secara generatif (seksual) disebut Sporogoni. Marga yang berhubungan dengan kesehatan manusia adalah Toxopinsma dan Plasmodium.. Tidak memiliki alat gerak khusus, menghasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembang biakannya. Sporozoid memiliki organel-organel kompleks pada salah satu ujung (apex) selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hidupnya parasit pada manusia dan hewan. Contoh : Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae, Plasmodium vivax. Beberapa spesies sporozoa melewati siklus hidup yang rumit dan memerlukan berbagai inang pada tahap kehidupannya. Sebagai contoh, spesies Plasmodium vivax – agen penyebab malaria – memerlukan dua inang: nyamuk Anopheles dan manusia.
Jenis-jenisnya antara lain:
Phyllum : Apicomplexa
Klas : Sporozoasida
Ordo: Eucoccidiorida
Subordo : Haemospororina
Family : Plasmodiidae
Genus : Plasmodium
Spesies : P. gallinaceum, P. junxtanuclear, P. elongatum, P. vaughini
Disebut hewan berspora dan tidak memiliki alat gerak, tidak memiliki vakuola kontraktil karena langsung di absorbsi protoplasma, parasit pada hewan dan manusia.
Contoh : Plasmodium.
Plasmodium ada 3 macam berdasarkan sporulasi :
1.      Plasmodium vivax : Penyebab penyakit malaria tertiana, dengan gejala demam (masa sporulasi) ,selang waktu 48 jam
Gambar Plasmodium vivax
  1. Plasmodium malariae : Penyebab penyakit malaria quartana , dengan gejala demam (masa sporulasi) , selang waktu 72 jam
  2. Plasmodium falciparum : Penyebab penyakit malaria tropika, dengan gejala demam (masa sporulasi) , yang tidak teratur. Bisa 1- 3 X jam.
                
Gambar Plasmodium falciparum
  1. Plasmodium ovale : Penyebab penyakit malaria ovale tertiana (limpa), dengan gejala demam lebih ringan dari pada malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax. Dengan masa sporulasi 48 jam. Tetapi plasmodium ini tidak ditemukan di Indonesia
Siklus hidup plamodium
Keterangan :
A. Fase Aseksual : didalam tubuh manusia.
1. Nyamuk menggigit tubuh manusia sporozoid yang berada di air liur akan masuk tubuh manusia dan langsung menyerang  sel darah merah ( erytrosit ) membentuk : a. Merozoid, b. Erytrosit pecah ada yang membentuk sporozoit dan gametosit (jantan dan betina), c. Sporozoid akan menyerang sel darah merah yang lain disebut Sporulasi.                      
A. Fase Aseksual : didalam tubuh nyamuk
  1. Nyamuk menggigit tubuh manusia yang terkena penyakit malaria.
  2. gametosit  tertelan nyamuk mikrogamet  membentuk sperma, makrogamet membentuk telur.
  3. makrogamet bersatu dengan mikrogamet membentuk zigot.
  4. zigot dalam usus membentuk ookinet.
  5. ookinet  berubah jadi ookista.
  6. ookista membentuk sporoblast.
  7. sporoblast pecah.
spora menyebar saluran pencernaan akhirnya ke air liur.


BAB III
PENUTUP
    A.    Kesimpulan
Protozo berasal dari bahasa latin yang terdiri atas dua kata yaitu proto yang artinya pertama dan zoon yang artinya hewan. Jadi, protozoa adalah hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Protozoa meripakan penghuni tempat berair atau basah, bila keadaan jadi kering maka dia akan membuat cryste (kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh sel itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria. Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan ruminansia.
Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis. Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat berdifusi melalui membran, dapat masuk ke sel secara pinositosis. Protozoa berkembangbiak secara seksual dan aseksual.
Protozoa diklasifikasikan berdasarkan alat geraknya yaitu:
1.      Rhizopoda (sarcodina)
2.      Ciliata
3.      Flagellata
4.      Sporozoa
     B.     Saran
Adapun saran kami sebagai untuk solusi terhadap permasalahan-permasalahan dalam makalah ini adalah perlunya memahami lebih dalam tentang protozoa sehingga materinya dapat di pahami dengan baik dan perlunya sosialisasi terhadap masyarakat tentang penyebab penyakit malaria.

1 komentar: